Lampu oh lampu. Bisakah Anda bayangkan
jika Anda berada dalam ruangan gelap dan tidak ada lampu sama sekali? Pasti
Anda tidak dapat melakukan apa-apa. Bahkan dalam beberapa kasus, ada banyak
orang yang sulit bernafas dalam keadaan gelap. Wah, kalau begitu kita harus
berterima kasih pada Thomas Alva Edison yang telah menemukan lampu pada tahun
1879, hingga sekarang kita tetap bisa menikmati hidup pada malam hari lho.
Namun, tahukah Anda bahwa lampu konvensional
yang selama ini kita pakai ternyata mengandung bahaya merkuri berkadar tinggi?
Lampu-lampu yang kita temukan di sekitar kita bisa merusak kesehatan kita. Lampu bisa langsung pecah jika suhunya
terlalu panas. Pada saat itulah zat merkuri terlepas ke udara dan berpotensi
membahayakan kesehatan, terutama pada ibu hamil, bayi dan anak-anak. Biasanya
pecahan harus segera dibersihkan karena kadar merkuri yang pecah cenderung
meningkat bahkan setelah 5 jam.
Ada berapa banyak jenis lampu yang
Anda ketahui? Dua? Tiga? Iya, setidaknya ada empat macam lampu yang sering kita
temui, yaitu lampu hologen yang
biasa dipakai sebagai lampu sorot atau spotlight, lampu pijar atau biasa kita
sebut bohlam, lampu TL atau tubular lamp yaitu lampu tabung/pendar atau sering kita
sebut lampu nenon dan lampu LED atau Light Emitting Diode yaitu lampu hemat
energi yang aman digunakan karena bebas merkuri dan tidak panas.
Nah, sekarang ini ada teknologi baru
yang juga bisa mencegah bahaya lampu merkuri yaitu lampu induksi (electrode-less).
Lampu induksi adalah penyempurnaan
kemampuan lampu LED (Light Emitting Diode) yang sudah lebih dahulu masuk di
pasaran.
Sistem penerangan
induksi terdiri dari ballast, kumparan induksi dan lampu. Ballast menghasilkan
listrik dan mengirimnya ke kumparan induksi. Lampu induksi tidak membutuhkan
elektrode untuk menyala, hal ini menyebabkan masa hidup lampu induksi jauh
lebih lama yaitu mencapai 100.000 jam atau melebihi 22 tahun pada 12 jam per hari
penyalaan.
Keunggulannya yang mendasar dibanding
lampu konvensional adalah kandungan merkuri yang sangat kecil sekali dan padat
sehingga tidak membahayakan. Bayangkan, beberapa miligram merkuri bisa meracuni
metabolisme tubuh manusia, merusak sistem syaraf, gangguan pada janin dan
bahkan bisa menurunkan IQ pada anak-anak. Bila merkuri mengalami kontak dengan kulit bisa
mengakibatkan gatal-gatal, bila terhirup bisa menyebabkan sakit kepala dan
memicu kejang pada penderita epilepsi.
Kadar merkuri pada lampu yang kita pakai
memang kecil, hanya sekitar 1-5mg, namun jika pecah bisa meningkat hingga 20
kali dalam kondisi ruangan tertutup. Sangat berbahaya.
Nah, apakah Anda tertarik beralih ke
lampu induksi?
Kelebihan Lampu Induksi
Menurut Antariksa S. Puspanegara, dari PT Green
Energy Nusantara, ada beberapa kelebihan lampu induksi dibanding jenis lampu
lainnya, yaitu:
1. Aman untuk kesehatan karena merkurinya sangat kecil dan padat
2. Konsumsi daya bisa menghemat energi sampai 70%, sehingga dapat diadopsi
untuk kebijakan hemat energi
3. Umur lampu tahan hingga 100.000 jam atau lebih dari 22 tahun pada 12 jam per hari penyalaan
4. Pemeliharaan lebih mahal di awal namun lebih menguntungkan dalam
jangka panjang
5. Komponen lampu tidak akan rusak sama sekali karena getaran,
benturan, cuaca badai atau sistem pengapian
6. Suhunya cenderung hangat karena sedikit sekali menghasilkan panas
7. Warna cahaya terang dan dapat menerangi lebih baik
8. Hot Strike, kiinerjanya cepat tanpa pemanasan atau langsung
menyala
9. Penyalaan dingin yaitu dapat berinisisi pada kondisi dingin
bahkan yang ekstrim sekalipun
10. Bebas kedip dan silau
11. Tidak noise atau berisik sehingga nyaman di telinga
12. Mengurangi emisi gas penyebab efek rumah kaca
Ester Renata
(Dibuat untuk sebuah majalah di Jakarta)
estasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar