Senin, 12 Desember 2011

Hindari Bahaya Merkuri, Beralihlah ke Lampu Induksi

Lampu oh lampu. Bisakah Anda bayangkan jika Anda berada dalam ruangan gelap dan tidak ada lampu sama sekali? Pasti Anda tidak dapat melakukan apa-apa. Bahkan dalam beberapa kasus, ada banyak orang yang sulit bernafas dalam keadaan gelap. Wah, kalau begitu kita harus berterima kasih pada Thomas Alva Edison yang telah menemukan lampu pada tahun 1879, hingga sekarang kita tetap bisa menikmati hidup pada malam hari lho.
Namun, tahukah Anda bahwa lampu konvensional yang selama ini kita pakai ternyata mengandung bahaya merkuri berkadar tinggi? Lampu-lampu yang kita temukan di sekitar kita bisa merusak kesehatan kita. Lampu bisa langsung pecah jika suhunya terlalu panas. Pada saat itulah zat merkuri terlepas ke udara dan berpotensi membahayakan kesehatan, terutama pada ibu hamil, bayi dan anak-anak. Biasanya pecahan harus segera dibersihkan karena kadar merkuri yang pecah cenderung meningkat bahkan setelah 5 jam.

Ada berapa banyak jenis lampu yang Anda ketahui? Dua? Tiga? Iya, setidaknya ada empat macam lampu yang sering kita temui, yaitu lampu hologen yang biasa dipakai sebagai lampu sorot atau spotlight, lampu pijar atau biasa kita sebut bohlam, lampu TL atau tubular lamp yaitu lampu tabung/pendar atau sering kita sebut lampu nenon dan lampu LED atau Light Emitting Diode yaitu lampu hemat energi yang aman digunakan karena bebas merkuri dan tidak panas.

Nah, sekarang ini ada teknologi baru yang juga bisa mencegah bahaya lampu merkuri yaitu lampu induksi (electrode-less). Lampu induksi adalah penyempurnaan kemampuan lampu LED (Light Emitting Diode) yang sudah lebih dahulu masuk di pasaran.

Sistem penerangan induksi terdiri dari ballast, kumparan induksi dan lampu. Ballast menghasilkan listrik dan mengirimnya ke kumparan induksi. Lampu induksi tidak membutuhkan elektrode untuk menyala, hal ini menyebabkan masa hidup lampu induksi jauh lebih lama yaitu mencapai 100.000 jam atau melebihi 22 tahun pada 12 jam per hari penyalaan.

Keunggulannya yang mendasar dibanding lampu konvensional adalah kandungan merkuri yang sangat kecil sekali dan padat sehingga tidak membahayakan. Bayangkan, beberapa miligram merkuri bisa meracuni metabolisme tubuh manusia, merusak sistem syaraf, gangguan pada janin dan bahkan bisa menurunkan IQ pada anak-anak. Bila merkuri  mengalami kontak dengan kulit bisa mengakibatkan gatal-gatal, bila terhirup bisa menyebabkan sakit kepala dan memicu kejang pada penderita epilepsi.
Kadar merkuri pada lampu yang kita pakai memang kecil, hanya sekitar 1-5mg, namun jika pecah bisa meningkat hingga 20 kali dalam kondisi ruangan tertutup. Sangat berbahaya.
Nah, apakah Anda tertarik beralih ke lampu induksi?


Kelebihan Lampu Induksi
Menurut Antariksa S. Puspanegara, dari PT Green Energy Nusantara, ada beberapa kelebihan lampu induksi dibanding jenis lampu lainnya, yaitu:
1. Aman untuk kesehatan karena merkurinya sangat kecil dan padat
2. Konsumsi daya bisa menghemat energi sampai 70%, sehingga dapat diadopsi untuk kebijakan hemat energi
3. Umur lampu tahan hingga 100.000 jam atau lebih dari  22 tahun pada 12 jam per hari penyalaan
4. Pemeliharaan lebih mahal di awal namun lebih menguntungkan dalam jangka panjang
5. Komponen lampu tidak akan rusak sama sekali karena getaran, benturan, cuaca badai atau sistem pengapian
6. Suhunya cenderung hangat karena sedikit sekali menghasilkan panas
7. Warna cahaya terang dan dapat menerangi lebih baik
8. Hot Strike, kiinerjanya cepat tanpa pemanasan atau langsung menyala
9.  Penyalaan dingin yaitu dapat berinisisi pada kondisi dingin bahkan yang ekstrim sekalipun
10. Bebas kedip dan silau
11. Tidak noise atau berisik sehingga nyaman di telinga
12.  Mengurangi emisi gas penyebab efek rumah kaca

Ester Renata

(Dibuat untuk sebuah majalah di Jakarta)

estasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar